Follow Us Email Facebook Google LinkedIn Twitter

Survei Kemendikbud: Peran Orangtua Penting dalam Pelaksanaan Belajar Dari Rumah

Senin, 29/06/2020 07:40:24

34peranorangtua_MBS.jpg


Pandemi covid-19 di Indonesia, membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) menerapkan sistem pembelajaran dengan belajar dari rumah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan. Untuk mengetahui efektivitas program ini, dalam rentang waktu 13-22 Mei 2020, Kemendikbud melakukan survei secara dalam jaringan ( daring) dengan responden 38.109 siswa dan 46.547 orangtua pada seluruh jenjang pendidikan di seluruh provinsi di Indonesia. Selain secara daring, pada 18 Mei-2 Juni 2020, Kemendikbud bekerja sama dengan UNICEF melakukan survei melalui layanan sms gratis terhadap 1.098 siswa dan 602 orang tua, terutama yang berdomisili di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Dari hasil survei tersebut, baik di wilayah 3T maupun non-3T, sebanyak 96,6 persen siswa belajar sepenuhnya dari rumah. Peran penting orangtua Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbang dan Perbukuan) Totok Suprayitno menyampaikan orangtua memiliki peran yang cukup sentral dalam pelaksanaan belajar dari rumah. Hampir 90 persen orangtua mendampingi anaknya belajar dari rumah di semua jenjang pendidikan. “Saya kira ini hal yang positif ketika orang tua tergerak untuk mendampingi anaknya. Meskipun ada keluhan yang menonjol, di antaranya orang tua tidak paham materi ajar,” disampaikan Totok pada rapat kerja bersama anggota Komisi X DPR RI melalui telekonferensi (22/6/2020). Sebagian besar siswa telah belajar sepenuhnya dari rumah meskipun masih terdapat 3,3 persen siswa yang belajar bergantian di rumah dan di sekolah. Sebanyak 0,1 persen siswa yang masih belajar penuh dari sekolah beralasan karena tidak ada yang mendampingi belajar dari rumah. Siswa-siswa tersebut berdomisili di wilayah 3T yang tidak terdampak Covid-19. Jaringan internet yang tidak memadai menjadi salah satu alasan sehingga sejumlah siswa melakukan pembelajaran dari rumah dan di sekolah secara bergantian. Selain itu, survei menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Kemudian, lanjut Totok, masih banyak guru yang hanya memberikan penugasan mengerjakan soal-soal saja. Hal ini dikhawatirkan akan membuat anak kehilangan konsep inti dari kurikulum yang seharusnya dikuasai lebih dulu. Jika dilihat dari cara-cara siswa belajar dari rumah, baik di wilayah 3T maupun non-3T, sebagian besar siswa belajar dengan mengerjakan soal dari guru, sedangkan pembelajaran interaktif dilakukan kurang dari 40 persen siswa. Namun cukup banyak siswa yang juga memanfaatkan belajar melalui televisi, buku, maupun sumber belajar lainnya. Solusi Kemendikbud   Oleh karena itu, Kemendikbud akan segera menyediakan modul-modul yang memudahkan anak yang terpaksa belajar sendiri atau minim panduan dari guru. Modul-modul akan dibuat menarik sehingga bisa mengurangi kebosanan anak. "Ini tentunya bukan satu-satunya solusi, tetapi bagian dari upaya untuk membantu anak bisa belajar,” kata Totok. “Pendekatannya project-based learning atau activity-based learning. Harapannya pendekatan tersebut lebih memandu anak agar tidak memahami konsep sebatas yang tertuang di buku teks saja," ungkap Totok. Ia melanjutkan, "tetapi dapat memandu anak bagaimana cara belajar dan memahaminya lebih mendalam. Modul akan dibuat baik untuk belajar daring maupun luring."  Sementara itu, khusus untuk daerah 3T atau yang tidak terjangkau internet, Kemendikbud akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pendistribusian modul-modul cetak yang dapat membantu siswa yang harus belajar dari rumah. Selanjutnya, Kabalitbang dan Perbukuan mengkhawatirkan kemungkinan melebarnya kesenjangan hasil belajar antar siswa. Anak-anak dari keluarga miskin merupakan kelompok paling rentan kemungkinan kehilangan pengalaman belajar. Oleh karena itu, Kemendikbud mendorong setiap guru agar melakukan asesmen awal bagi siswa-siswinya di masa tahun ajaran baru nanti. Tujuannya agar membantu guru mengetahui kondisi dan kemampuan belajar setiap siswa usai masa belajar dari rumah. Hal ini penting agar dapat memitigasi melebarnya kesenjangan kemampuan siswa, khususnya antar kelompok sosial ekonomi, maupun antar daerah. “Guru perlu mengajar pada level kemampuan anaknya, bukan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yg paling tertinggal,” ujar Totok. Ia melanjutkan “Panduan dan instrumennya sedang kami siapkan agar bisa digunakan guru melakukan asesmen,” ucap Totok.


 https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/28/222237371/survei-kemendikbud-peran-orangtua-penting-dalam-pelaksanaan-belajar-dari?page=all#page2
Penulis : Irfan Kamil
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Posting oleh Desi Eri K 4 tahun yang lalu - Dibaca 69412 kali

 
Tag : #MBS;PSM:pandemi;covid;pendidikanpandemi

Berikan Komentar Anda

Artikel Pilihan
Bacaan Lainnya
Senin, 08/03/2021 10:49:35
Digitalisasi Percepat Transformasi Layanan Pendidikan

JAKARTA - Sejak pandemi melanda, sekolah-sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah....

Selasa, 02/03/2021 09:57:29
KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN PADA GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP JENIS BUDAYA DAN DUKUNGAN ORGANISASI

    Abstract: The study investigates the relation of the readiness for change of an elementary school...

7 Pilar MBS
MBS portal
Tujuh Pilar Manajemen Berbasis Sekolah
  Tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan kurikulum dan...
Informasi Terbaru
Modul dan Pedoman
Video MBS
Modul MBS
Paket Pelatihan 3
Paket Pelatihan 3
11 tahun yang lalu - dibaca 138180 kali
Paket Pelatihan 2
Paket Pelatihan 2
11 tahun yang lalu - dibaca 110438 kali
Paket Pelatihan 1
Paket Pelatihan 1
11 tahun yang lalu - dibaca 155013 kali
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
11 tahun yang lalu - dibaca 115174 kali
MODUL 6 UNIT 3
MODUL 6 UNIT 3
9 tahun yang lalu - dibaca 120532 kali
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
9 tahun yang lalu - dibaca 134798 kali
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator Renstra
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator...
11 tahun yang lalu - dibaca 115012 kali
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan Pendidikan
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan...
11 tahun yang lalu - dibaca 92458 kali
Info MBS
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah...
4 tahun yang lalu - dibaca 27820 kali
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka Kembali Sekolah di Masa Pandemi
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka...
4 tahun yang lalu - dibaca 28740 kali
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak Harus Terbebani Target Kurikulum
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak...
4 tahun yang lalu - dibaca 48203 kali
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
4 tahun yang lalu - dibaca 54168 kali
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua Penting dalam Pelaksanaan Belajar Dari Rumah
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua...
4 tahun yang lalu - dibaca 69413 kali
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud Sederhanakan Kurikulum
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud...
4 tahun yang lalu - dibaca 43683 kali
Kemendikbud: Tahun Ajaran Baru Bukan...
4 tahun yang lalu - dibaca 42467 kali
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI Usul Kurikulum Sekolah Era Pandemi Covid-19
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI...
4 tahun yang lalu - dibaca 61642 kali
Follow Us :
Get it on Google Play

©2013-2024 Manajemen Berbasis Sekolah
MUsage: 3.5 Mb - Loading : 6.71471 seconds