Follow Us Email Facebook Google LinkedIn Twitter

Pelaksanaan Layanan Khusus Kafetaria Berbasis Sekolah

Rabu, 19/02/2014 09:06:42

Oleh Siti Mistrianingsih 

Teguh Triwiyanto MBScenter. Manajemen layanan khusus sekolah berbasis sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai pada pengawasan berdasarkan prinsip dalam manajemen berbasis sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan pelaksanaan layanan khusus kafetaria sekolah berbasis sekolah merupakan serangkaian kegiatan pelaksanaan kafetaria berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan bersama oleh pihak yang terkait, yang dalam pelaksanaannya memperhatikan kekhasan sekolah yang terkait untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Layanan kafetaria sekolah merupakan bentuk pelayanan kepada peserta didik dan staf lainnya berupa makanan dan minuman, yang letaknya berada pada bagian bangunan fisik sekolah.

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2011), “kantin atau warung sekolah diperlukan adanya pada tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat diringkas maknanya, bahwa selama pelaksanaan kafetaria sekolah harus diperhatikan prinsip kebersihan makanan dan kandungan nilai gizi pada makanan dan minuman. Karena kedua hal ini memiliki nilai fungsi bagi kesehatan individu. Kebersihan pada makanan dan minuman dapat terealisasi apabila kebersihan lingkungan dan bangunan kafetaria juga diperhatikan. Ada petugas kebersihan sendiri yang setiap harinya membersihkan lingkungan kafetaria dan menjaga kebersihan setiap waktunya.

Penempatan tempat sampah juga perlu diperhatikan. Seyogyanya bau dari tempat sampah tidak tercium dalam ruangan. Karena akan mengganggu kenyamanan orang-orang yang berada dalam ruangan tersebut. Tempat pembuangan sampah harus memiliki radius jarak yang jauh dari lokasi kafetaria. Kemudian perlu diadakan pemetakan tempat sampah, yang meliputi tempah sampah basah dan kering, dan atau tempat sampah organik dan anorganik. Sehingga sampah yang terbuang akan terorganisir secara baik. Pemetakan tempat sampah baik basah dan kering maupun organik dan anorganik selain memberikan fungsi pada kebersihan lingkungan kafetaria, juga akan melatih dan mendidik siswa untuk hidup sehat (fungsi edukatif), cinta pada lingkungan, perwujudan program green and clean suatu sekolah, dan nilai ekonomis. Nilai ekonomis di sini memiliki makna bahwa dengan adanya pemetakan sampah tersebut maka akan terlihat sampah mana yang dapat didaur ulang dan yang tidak bisa didaur ulang. Sebagai contoh kertas kering dan botol atau kaleng minuman masih dapat dimanfaatkan untuk dijual ke penjual barang bekas, sehingga ada pemasukan keuangan pada kas sekolah. Bentuk kegiatan pendaur-ulangan sampah yaitu pada daun kering yang berserakan di halaman sekolah maka dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik. Selain pembuatan pupuk alami ini memiliki nilai ekonomis untuk dijual, juga memiliki edukatif sebagai implementasi pembelajaran kimia dan biologi di sekolah. Sebagai pelaksanaan kegiatan ini, guru hanya sebagai pengarah kepada peserta didik. Peserta didik itu sendiri yang dapat diberdayakan untuk mewujudkan hal tersebut, agar mereka memiliki pengalaman langsung. dan masih banyak nilai fungsi dari pemetakan sampah menuju sekolah hijau,ramah lingkungan, edukatif dan ekonomis. Dari segi pengelolaan makanan dan minuman, seorang pengurus kantin akan diarahkan oleh kepala sekolah dalam menentukan makanan dan minuman yang layak diproduksi oleh sekolah.

Menurut Imron (1993) tujuan layanan kafetaria adalah sebagai berikut: 1. Agar peserta didik dengan mudah mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin kebersihan dan kesehatannya serta memadai kandungan gizinya. 2. Agar peserta didik dengan mudah mendapatkan makanan dan minuman yang sesuai dengan daya jangkau uang sakunya 3. Agar peserta didik terhindar dari efek-efek negatif yang ditimbulkan atau sebagai akibat dari tersedianya warung-warung di sekitar sekolah yang tidak dapat dikontrol oleh sekolah 4. Agar pserta didik dapat bersama-sama dengan teman sebayanya memanfaatkan kafetaria sekolah sebagai wahana untuk belajar dan mendalami materi-materi yang diajarkan 5. Agar tersedia wahana bagi peserta didik guna merancang kegiatan-kegiatan konstruktif untuk mereka sendiri di luar wahana kelas. 6. Agar peserta didik mengenal jenis makanan sederhana dan murah harganya tetapi tinggi dan atau memadai kandungan gizinya. 7.

Agar dapat dikembangkan cara-cara makan yang sesuai dengan etika pergaulan setempat. Melihat tujuan dari adanya kafetaria sekolah, sekolah memiliki tanggungjawab khusus berdasarkan poin-poin yang telah disampaikan oleh Imron (1993) tersebut. untuk menjamin nilai gizi pada peserta didik khususnya, maka sebelum memproduksi makanan dan minuman perlu adanya perencanaan dengan menspesifikasikan kandungan gizi pada makanan dan minuman. Menghindari pembelian makanan dan minuman yang mengandung bahan pewarna, perasa dan pengawet lainnya. Sebisa mungkin makanan dan minuman yang dijual memiliki daya alami pada bahan pembuatan makanan. Menghindarkan penjualan dan bungkus makanan dari plastik. Karena kandungan bahan kimia yang ada dalam plastik yang tidak baik, dan akan berakibat fatal pada kesehatan peserta didik khususnya. Kedisiplinan peserta didik perlu dibudayakan di kafetaria sekolah. Dengan membuat peraturan berupa tata tertib di kafetaria sekolah, maka peserta didik akan belajar disiplin belajar di sekolah. Salah satunya, tidak berada di lingkungan kafetaria pada saat jam pelajaran. Selain nilai disiplin, maka juga nilai kejujuran dan kesopanan juga perlu ditanamkan pada diri peserta didik. Dengan mengadakan fasilitas CCTV, akan menunjang keberhasilan nilai kejujuran pada peserta didik. Kecantikan ruang kafetaria memiliki fungsi keindahan tersendiri. Bagaimana menciptakan ruangan agar terlihat cantik, ini perlu dilakukan oleh pengurus. Kenyamanan di lingkungan kafetaria dengan mengadakan taman di sekitarnya, akan membuat kondisi kafetaria lebih nyaman. Memasang poster pendidikan di sekitar dinding kantin, hal ini juga memberikan nilai edukatif.

Di samping makan dan minum di kafetaria, secara tidak langsung peserta didik juga belajar dari apa yang mereka baca tersebut. Selain itu, pengadaan WIFI juga akan membantu siswa dalam mengakses informasi yang sifatnya edukatif. Akan tetapi, untuk menghindari hal non edukatif, maka perlu diadakannya pengawasan. Selain pengawasan secara langsung, maka server sekolah dapat mengadakan pemblokiran pada laman yang mengarah pada hal non edukatif. Nilai yang terpenting lainnya yaitu nilai sosial. Nilai sosial merupakan sikap dan usaha peserta didik untuk belajar bersosial dan mengenal kehidupan sosial antara peserta didik satu dan peserta didik lainnya, antara peserta didik dan staf lainnya, begitu juga sebaliknya. Tidak menutup kemungkinan di dalam satu sekolah terdapat beragam nilai budaya. Sehingga dengan seringnya komunikasi di kafetaria sekolah, mereka akan belajar mengenal dan memahami antar kebuadayaan mereka berasal. Jika nilai edukatif, nilai sosial, nilai psokomotorik, nilai afektif, nilai kognitif, dan nilai lainnya dapat digali peserta didik di dalam lingkungan kafetaria, maka keamanan sekolah akan terminimalisir. Hal ini dikarenakan ada rasa kenyamanan peserta didik di dalamnya. Sehingga peserta didik enggan mencari makanan dan minuman di luar sekolah. Bahaya di luar lingkungan sekolah akan mempengaruhi pola tingkah laku dan tata ucap pada peserta didik. Karena tidak menutup kemungkinan, warung di luar sekolah bukan hanya usia-usia peserta didik, namun usia dewasa ada di sana.

Apabila peserta didik sampai ke luar lingkungan sekolah selama jam pelajaran, selain dalam hal membolos belajar, maka hal negatif lainnya akan menginduksi diri kepribadian peserta didik. Misal kenakalan remaja, yang sulit untuk dikendalikan dan sulit dicegah oleh pihak sekolah dan orangtua peserta didik itu sendiri. Sehingga keberadaan kafetaria memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kelncaran belajar peserta didik, dan bagi sekolah itu sendiri.

Daftar Rujukan

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Imron, Ali. 1995. Manajemen Peserta Didik di Sekolah. Malang: Depdikbud IKIP Malang.

ilustrasi gambar : food.detik.com

Posting oleh siti mistrianingsih 11 tahun yang lalu - Dibaca 120153 kali

 
Tag : #

Berikan Komentar Anda

Artikel Pilihan
Bacaan Lainnya
Senin, 15/02/2021 15:16:57
PROFIL KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN PADA SEKOLAH DASAR UMUM DAN KEAGAMAAN

Abstract: Students are currently experiencing a character crisis which is concerning. Cultivating the character value...

Rabu, 03/02/2021 08:59:00
PENINGKATAN PARTISIPASI ORANGTUA PESERTA DIDIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Abstract: This study aims to describe (1) the Go Application management process. (2) parental understanding in using...

7 Pilar MBS
MBS portal
2. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah
a. Konsep DasarManajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan peserta didik yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis...
Informasi Terbaru
Penelitian
MBS portal
Manajemen Berbasis Sekolah dalam Kerangka Penguatan Otonomi Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah dalam Kerangka Penguatan Otonomi Sekolah   A n s a r Universitas Negeri Gorontalo   Abstrac: School Based Management (SBM) is a gift of freedom (autonomy) to the school to take care of everything related to the operation of the school in order to achieve goals...
Modul dan Pedoman
Video MBS
Modul MBS
Modul Pelatihan Praktik Yang Baik Kelas Awal
Modul Pelatihan Praktik Yang Baik Kelas...
9 tahun yang lalu - dibaca 125592 kali
Contoh Sukses Pelaksanaan MBS
Contoh Sukses Pelaksanaan MBS
11 tahun yang lalu - dibaca 96985 kali
Panduan Advokasi dan Lokakarya Penyusunan Rencana Kegiatan, Anggaran, Supervisi dan Monitoring Program MBS
Panduan Advokasi dan Lokakarya...
11 tahun yang lalu - dibaca 66683 kali
Paket Pelatihan Lanjutan untuk Sekolah dan Masyarakat
Paket Pelatihan Lanjutan untuk Sekolah...
11 tahun yang lalu - dibaca 52952 kali
Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan
Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan
9 tahun yang lalu - dibaca 97405 kali
Panduan Pembelajaran Kelas Rangkap
Panduan Pembelajaran Kelas Rangkap
9 tahun yang lalu - dibaca 102409 kali
Asyik Belajar dengan PAKEM : Kelas Awal
Asyik Belajar dengan PAKEM : Kelas Awal
11 tahun yang lalu - dibaca 85586 kali
Asyik Belajar dengan PAKEM : IPS
Asyik Belajar dengan PAKEM : IPS
11 tahun yang lalu - dibaca 103844 kali
Info MBS
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah...
5 tahun yang lalu - dibaca 43178 kali
Mendikbud Tetapkan Empat Pokok...
5 tahun yang lalu - dibaca 51113 kali
PPDB 2019 SMP Sistem Zonasi, Nilai USBN...
6 tahun yang lalu - dibaca 61290 kali
Penghapusan Ujian Nasional Tak Otomatis...
6 tahun yang lalu - dibaca 43177 kali
Tahun Ini, 3.725 SMA/SMK se-Jatim Bebas Biaya Pendidikan  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Tahun Ini, 3.725 SMA/SMK se-Jatim Bebas...
6 tahun yang lalu - dibaca 60756 kali
APBN 2019, Anggaran Pendidikan Rp 492 Triliun, Terbesar untuk Agama
APBN 2019, Anggaran Pendidikan Rp 492...
6 tahun yang lalu - dibaca 40882 kali
Asah Bakat Sejak Dini, Anak Tumbuh Jadi Remaja Hebat
Asah Bakat Sejak Dini, Anak Tumbuh Jadi...
6 tahun yang lalu - dibaca 37953 kali
"Bersiaplah... Pendaftaran SNMPTN...
7 tahun yang lalu - dibaca 124235 kali
Follow Us :
Get it on Google Play

©2013-2025 Manajemen Berbasis Sekolah
MUsage: 3.51 Mb - Loading : 0.19563 seconds