Manajemen Laboratorium
Teguh Triwiyanto MBScenter. Sebuah laboratorium yang dikelola dengan baik adalah tempat yang aman untuk bekerja tetapi tidak ada tempat yang lebih berbahaya daripada laboratorium yang dikelola buruk.
Setiap kali sebuah kecelakaan laboratorium diselidiki, faktor predisposisi atau kecenderungan khusus ke arah suatu keadaan ditemukan, pada saat terjadi kesalahan manusia ini, ditambahkan pula ke dalam faktor predisposisi ini. Dalam situasi pembelajaran, guru dan teknisi memiliki kontrol terhadap sumber-sumber kesalahan manusia di laboratorium. Dalam keadaan demikian, harapan terbaik untuk pemeliharaan laboratorium yang aman terletak pada perhatian cermat terhadap pencegahan situasi berbahaya; unsur penting pencegahan kecelakaan adalah: 1. penjaga laboratorium yang baik 2. pengetahuan 3. penyimpanan yang baik 4. Prosedur kerja yang aman
Kecelakaan di laboratorium yang paling umum adalah kurang terpeliharanya alat dan peralatan. Alat tumpul dan bagian mesin yang telah menjadi usang dan penggunaan alat untuk tujuan yang tidak seharusnya. Semua orang yang menggunakan laboratorium harus mengetahui keberadaan peralatan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama - yang semuanya harus di tempat yang jelas.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium manjadi ruang kelas ataupun gudang. clip_image002_thumb Faktor – faktor tersebut antara lain : a) Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah. b) Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. c) Adanya anggapan bahwa keberadaan laboratorium sekolah menjadi beban dan membebani sekolah sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya. Selain itu, berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral, banyak Laboratorium IPA yang belum digunakan secara optimal atau tidak digunakan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: a) Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai b) Guru takut melakukan eksperimen yang berhubungan dengan listrik, bahan kimia dan lain – lain. c) Tidak adanya tenaga laboratorium yang memadai d) Tidak ada buku petunjuk praktikum e) Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak f) Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen. g) Kelengkapan sarana dan prasarana yang kurang, seperti: belum tersedianya air, listrik yang cukup, dan lain lain. h) Tidak adanya keperdulian Kepala Sekolah tentang pengelolaan laboratorium i) Tidak ada honor tambahan untuk kegiatan praktikum j) Bukan merupakan mata mata pelajaran yang diujikan dalam berbagai test. 2. Kelengkapan Alat dan Bahan Dalam proses belajar mengajar diperlukan berbagai peralatan yang memadai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting bahkan dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan proses belajar mengajar. Secara garis besar alat peraga, ada yang mudah dibuat dan ada yang sukar dibuat. Alat yang mudah dibuat dinamakan alat peraga sederhana karena dapat menggunakan bahan murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula dibuat sendiri oleh guru atau bersama-sama dengan peserta didik. Penggunaan dan pembuatan alat peraga sederhana dapat merangsang kreativitas para guru atau peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam membuat alat peraga. 3. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang: ruang belajar, tempat ibadah, tempat oleh raga, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, dan sumber belajar yang lain yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar, termasuk penggunan teknologi informasi dan komunikasi. Standar minimal sarana dan prasarana untuk berbagai tingkat satuan pendidikan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Asep Suhendi.2008. Pengelolaan Laboratorium, (Online), (http://www.lpmpjabar.go.id/?q=node/681), diakses tanggal 10 September 2013.
Manajemen Layanan Khusus Sekolah, (Online), (http://aryawiga.wordpress.com/2012/02/17/manajemen-layanan-khusus-sekolah/), diakses tanggal 10 september 2013.
Creedy,John. 1977. A Laboratory Manual for School and Colleges. London: Heinemann Educational Books.
Hadiat dkk. 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: CV Sinar Pengetahuan.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Widowati dkk. 1972. Buku Penuntun Praktika Laboratorium: untuk Sekolah-Sekolah Golongan Sekolah Menengah. Jakarta: Erlangga.
Posting oleh Rudi Setyawan 11 tahun yang lalu - Dibaca 79875 kali
ANALISIS DAMPAK ANJURAN PEMERINTAH TERHADAP BELAJAR DI RUMAH BAGI PELAKU PENDIDIKAN
Dunia sedang mengalami pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Penerapan kebijakan Work From Home (WFH)...
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah dari SMPN 4 Tenggarong Kaltim
Pengelolaan sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia harus dilaksanakan dengan prinsip manajemen...